TUGAS
KELOMPOK 1
PENGANTAR
BAHAN AGRO
REKAYASA
PROSES PENYIMPANGAN MUTU
ANGGOTA
KELOMPOK :
FERDIAL
CHOSEN RINALDI ( 1630140 )
RIZQI
HANDAR BENI IQBAL (1630131 )
IRENE
FITRI ENO ( 1630147 )
SISKA
ENDAH KARINA B.M (16630162)
YENNY
ADELIA (1630141)
MANAJEMEN
LOGISTIK INDUSTRI AGRO 1D
POLITEKNIK
ATI PADANG
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan YME karena berkat rahmat-Nya kami
bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Rekayasa Proses Penyimpangan Mutu”
Makalah ini dibuat guna mengetahui tentang cara untuk merekayasa proses
penyimpangan mutu.
Kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, terutama
kelompok 1 yang telah bekerja sama dengan baik guna menyelesaikan kewajiban dan
tanggung jawab mereka. Sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya. Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu, kritik
dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya makalah
ini.
Semoga
makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan semua tentang
manajemen pasca panen sayuran.
Padang,
April 2017
Penyusun
Kelompok
1 MLIA 1D
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Bahan
pangan adalah hal yang sangat berpengaruh terhadap kelangsungan
hidup . Karena, kehidupan kita tidak luput dari kebutuhan untuk mengkonsumsi bahan pangan. Mengkonsumsi bahan pangan adalah kewajiban untuk memberikan nutrisi pada tubuh agar tetap sehat dan kuat. Banyak kandungan bahan pangan yang diperlukan oleh tubuh kita. Seperti karbohidrat, vitamin, mineral, protein dan lemak. Semua kandungan yang terdapat pada bahan pangan tersebut sangat dibutuhkan oleh tubuh agar tetap bisa melaksanakan aktivitas sehari-hari.
hidup . Karena, kehidupan kita tidak luput dari kebutuhan untuk mengkonsumsi bahan pangan. Mengkonsumsi bahan pangan adalah kewajiban untuk memberikan nutrisi pada tubuh agar tetap sehat dan kuat. Banyak kandungan bahan pangan yang diperlukan oleh tubuh kita. Seperti karbohidrat, vitamin, mineral, protein dan lemak. Semua kandungan yang terdapat pada bahan pangan tersebut sangat dibutuhkan oleh tubuh agar tetap bisa melaksanakan aktivitas sehari-hari.
Pemilihan
bahan pangan yang baik juga sangat dianjurkan, karena sudah banyak bahan pangan
yang di buat hanya untuk pemenuhan materi seseorang saja tanpa memikirkan
dampak yang ditimbulkan. Seperti campuran zat yang berbahaya untuk kesehatan.
Salah satunya adalah rekayasa proses penyimpangan mutu. Pada dasarnya ekayasa
proses penyimpangan mutu adalah cara untuk membuat bahan pangan menjadi tahan
lama dengan mutu yang bagus.
B.
RUMUSAN MASALAH
1. Apa
yang dimaksud dengan rekayasa proses
penyimpangan mutu ?
2. Apa saja metode dalam rekayasa proses penyimpangan
mutu ?
C.
TUJUAN MAKALAH
1. Untuk
mengetahui apa itu rekayasa proses penyimpangan mutu
2. Untuk mengetahui apa saja metode dalam rekayasa proses
penyimpangan mutu
BAB
II
PEMBAHASAN
A. PENYIMPANGAN MUTU
Penyimpangan mutu adalah penyusutan kualitatif dimana
bahan mangalami penurunan mutu sehingga menjadi tidak layak dikonsumsi manusia.
Bahan pangan yang rusak mengalami perubahan cita rasa, penurunan nilai gizi
atau tidak aman lagi untuk dimakan karena mengganggu kesehatan.
Pada kondisi ini maka makanan sudah kadaluarsa atau
melewati masa simpan (shelf life).
Penyusutan kuantitatif mengakibatkan kehilangan jumlah atau bobot hasil
pertanian, dan ini
disebabkan oleh penanganan yang kurang baik atau karena gangguan biologi
(proses fisiologi,
serangan serangga dan tikus). Susut kuantitatif dan susut kualitatif ini
penting dalam pengemasan, dan susut kualitatif lebih penting dari susut
kuantitatif.
Pengemasan dapat mempengaruhi mutu pangan antara lain melalui:
1. perubahan fisik dan kimia karena migrasi zat-zat kimia dari bahan kemas
(monomer plastik,
timah putih, korosi).
2. perubahan aroma (flavor), warna, tekstur yang dipengaruhi oleh
perpindahan uap air dan O2.
B. PERUBAHAN YANG TERJADI PADA BAHAN PANGAN
Bahan pangan akan mengalami perubahan-perubahan selama
penyimpanan, dan perubahan ini dapat terjadi baik pada bahan pangan segar
maupun pada bahan pangan yang sudah mengalami pengolahan. Perubahan-perubahan
yang terjadi dapat berupa perubahan biokimia, kimia atau migrasi unsur-unsur ke
dalam bahan pangan
.
1. Perubahan Biokimiawi
Bahan-bahan pangan segar (belum terolah) misalnya
biji-bijian, sayuran, buah-buahan, daging dan susu akan mengalami perubahan
biokimia setelah bahan-bahan ini dipanen atau dipisahkan dari induknya.
Bahan-bahan segar ini umumnya mengandung air yang cukup tinggi sehingga
memungkinkan adanya akifitas enzim dan menyebabkan terjadinya perubahan warna,
tekstur, aroma dan nilai gizi bahan. Contoh perubahan biokimiawi yang terjadi
pada bahan pangan adalah pencoklatan pada buah yang memar atau terkupas
kulitnya, atau daging segar yang berubah warna menjadi hijau dan berbau busuk.
2. Perubahan Kimiawi dan Migrasi Unsur-Unsur
Perubahan kimiawi yang terjadi pada bahan pangan
disebabkan oleh penggunaan anioksidan, fungisida, plastisizer, bahan pewarna
dan pestisida yang dapat bermigrasi ke dalam bahan pangan. Pengemasan dapat
mecegah terjadinya migrasi bahan-bahan ini ke dalam bahan pangan.
a. Keracunan Logam
Logam-logam seperti timah, besi, timbal dan alumunium dalam jumlah yang
besar akan bersifat racun dan berbahaya bagi kesehatan manusia. Batas maksimum
kandungan logam dalam bahan pangan menurut FAO/WHO adalah 250 ppm untuk timah
dan besi dan 1 ppm untuk timbal. Logam-logam lain yang mungkin mencemari bahan
pangan adalah air raksa (Hg), kadmiun (Cd),
arsen (Ar), antimoni (At), tembaga (Cu) dan seng (Zn) yang dapat berasal
dari wadah dan mesin
pengolahan atau dari campuran bahan kemasan.
Wadah dan mesin pengolahan yan telah mengalami korosi
dapat menyebabkan pencemaran logam ke dalam bahan pangan. Faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi terjadinya korosif adalah asam organik, nitrat, oxidizing
agent, atau bahan pereduksi, penyimpanan, suhu, kelembaban dan ada tidaknya
bahan pelapis (enamel). Keracunan yang diakibatkan logam-logam ini dapat berupa
keracunan ringan atau berat seperti mual-mual, muntah, pusing dan keluarnya
keringat dingin yang berlebihan.
b. Migrasi Plastik Ke Dalam Bahan Pangan
Plastik dan bahan-bahan tambahan dalam pembuatan plastik
plastisizer, stabilizer dan antioksidan dapat bermigrasi ke dalam bahan pangan
yang dikemas dengan kemasan plastik dan mengakibatkan keracunan. Monomer
plastik yang dicurigai berbahaya bagi kesehatan manusia adalah vinil klorida,
akrilonitril, metacrylonitril, vinilidenklorida dan styrene. Monomer vinil
klorida dan akrilonitril berpotensi untuk menyebabkan kanker pada manusia,
karena dapat bereaksi dengan komponen DNA yaitu guanin dan sitosin (pada vinil
klorida) sedangkana denin dapat bereaksi dengan akrilonitril (vinil sianida).
Metabolit vinil klorida yaitu epoksi kloretilenoksida merupakan senyawa yang
bersifat karsinogenik. Tetapi metabolit ini hanya dapat bereaksi dengan DNA jika
adenin tidak berpasangan dengan sitosin.
C. KERUSAKAN MIKROBIOLOGIS
Bahan kemasan seperti logam, gelas dan plastik merupakan
penghalang yang baik untuk masuknya mikroorganisme ke dalam bahan yang dikemas,
tetapi penutup kemasan merupakan sumber utama dari kontaminasi. Kemasan yang
dilipat atau dijepret atau hanya dilapisi ganda merupakan penutup kemasan yang
tidak baik. Penyebab kontaminasi mikroorganisme pada bahan pangan adalah :
a. kontaminasi dari udara atau air
melalui lubang pada kemasan yang ditutup secara hermetis.
b. Penutupan (proses sealer) yang tidak
sempurna
c. Panas yang digunakan dalam proses
sealer pada film plastik tidak cukup karena sealer yang terkontaminasi oleh
produk atau pengaturan suhu yang tidak baik.
d. Kerusakan seperti sobek atau
terlipat pada bahan kemasan.
Kemasan bahan pangan sangat mempengaruhi sterilitas atau
keawetan dari bahan pangan yang sudah disterilisasi, diiradiasi atau dipanaskan
dengan pemanasan ohmic. Permeabilitas kemasan terhadap gas akan mempengaruhi
pertumbuhan mikroorganisme, terutama terhadap mikroorganisme yang anaerob
patogen. Untuk melindungi bahan pangan yang dikemas terhadap kontaminasi
mikroorganisme, maka perlu dipilih jenis kemasan yang dapat melindungi bahan
dari serangan mikroorganisme. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam
memilih jenis kemasan yang baik untuk mencegah kontaminasi mikroba adalah :
a.
Sifat
perlindungannya terhadap produk dari masuknya mikroorganisme dari luar kemasan
ke dalam produk.
b.
Kemungkinan
berkembang biaknya mikroorganisme di ruangan antara produk dengan tutup (head
space).
c.
Serangan
mikroorganisme terhadap bahan pengemas.
D. KERUSAKAN MEKANIS
Faktor-faktor mekanis yang dapat merusak bahan-bahan
hasil pertanian segar dan bahan
pangan olahan adalah :
a. Stress atau tekanan fisik, yaitu kerusakan yang diakibatkan karena jatuh
atau oleh adanya
gesekan.
b. Vibrasi (getaran), yang dapat mengakibatkan kerusakan pada bahan atau
kemasan selama
dalam perjalanan atau distribusi. Untuk menanggulanginya dapat digunakan
bahan anti
getaran.
Jenis perlindungan yang dapat diberikan kepada bahan
pangan atau kemasan bahan pangan untuk mencegah kerusakan mekanis tergantung
dari model dan jumlah tumpukan barang atau kemasan, jenis transportasi (darat,
laut atau udara) dan jenis barang. Kemampuan kemasan untuk melindungi bahan yan
dikemasnya dari kerusakan mekanis tergantung pada kemampuannya terhadap
kerusakan akibat tumpukan di gudang atau pada alat transportasi, gesekan dengan
alat selama penanganan, pecah atau patah akibat tubrukan selama penanganan atau
getaran selama transportasi.
Beberapa bahan pangan misalnya buah-buahan yang segar,
telur dan biskuit merupakan produk yang sangat mudah rusak dan memerlukan
tingkat perlindungan yang lebih tinggi untuk mencegah gesekan antara bahan,
seperti penggunaan kertas tissue, lembaran plastik, kertas yang dibentuk
sebagai kemasan individu (misalnya karton untuk telur, wadah buah dan
lain-lain). Bahanbahan pangan lain, dilindungi dengan cara
mengemasnya dengan kemasan yang kaku dan
pergerakannya dibatasi dengan dengan kemasan plastik atau stretch/shrink
film yang dapat mengemas produk dengan ketat. Peti kayu atau drum logam
merupakan kemasan dengan perlindungan mekanis yang baik Kemasan ini sekarang sudah
digantikan dengan bahan komposit yang lebih murah yang terbuat dari kotak serat
(fiberboard) dan polipropilen.
E. KADAR AIR DAN GAS
Kehilangan air atau peningkatan kadar air merupakan
faktor yang penting dalam penentuan masa simpan dari produk pangan. Kemasan
memberikan kondisi mikroklimat bagi bahan yang dikemasnya, dan kondisi ini
ditentukan oleh tekanan uap air dari bahan pangan pada suhu penyimpanan dan
permeabilitas kemasan. Pengendalian kadar air pada kemasan dan bahan pangan
dapat mencegah kerusakan oleh mikroorganisme dan enzim, menurunnya nilai
penampilan (tekstur) bahan, kondensasi di dalam kemasan yang mengakibatkan
pertumbuhan mikroba atau mencegah freezer burn pada bahan pangan beku.
Pengaruh perubahan kadar air pada bahan pangan
ditunjukkan oleh kurva isotermi sorpsi air yang menggambarkan hubungan antara
kadar air bahan pangan dengan kelembaban relatif keseimbangan ruang tempat
penyimpanan bahan atau akivitas air (aw) pada suhu tertentu. Pada umumnya kurva
isotermi sorpsi bahan pangan berbntuk sigmoid (menyerupai huruf S) dan isotermi
sorpsi ini dapat menunjukkan pada kadar air berapa dicapai tingkat aw yang
diinginkan ataupun dihindari, serta terjadinya perubahan-perubahan penting
kandungan air yang dinyatakan dalam aw.
F. PERUBAHAN SUHU
Pengaruh insulasi dari kemasan ditentukan oleh
konduktivitas panas dan reflektivitas dari kemasan. Bahan kemasan dengan
konduktivitas panas yang rendah misalnya kotak karton, polystirene atau
poliuretan akan mengurangi pindah panas konduksi, dan bahan kemasan yang
reflektif seperti alumunium foil akan merefleksikan panas. Pengendalian suhu
penyimpanan merupakan hal penting untuk dapat menjaga bahan pangan dari
perubahan suhu. Jika kemasan dipanaskan misalnya sterilisasi dalam kemasan atau
makanan siap saji yang dipanaskan di dalam
microwave, maka kemasan yang digunakan harus tahan terhadap suhu tinggi.
G. PENGARUH CAHAYA
Transmisi cahaya ke dalam kemasan dibutuhkan agar kita dapat melihat isi
dari kemasan tersebut. Tetapi untuk produk-produk yang sensistif terhadap
cahaya, misalnya lemak yang akan mengalami oksidasi dengan adanya cahaya atau
kerusakan riboflavin dan pigmen alami, maka harus digunakan kemasan yang opaq
(berwarna gelap) sehingga tidak dapat dilalui oleh cahaya. Jumlah cahaya yang
dapat diserap atau ditransmisikan tergantung pada bahan kemasan, panjang
gelombang dan lamanya terpapar oleh cahaya. Beberapa bahan kemasan seperti
polietilen densitas rendah (LDPE) mentransmisikan cahaya tampak (visible) dan
ultraviolet, sedangkan kemasan polivinil klorida (PVC) mentransmisikan cahaya
tampak tapi cahaya ultraviolet akan diabsorbsi.
Perubahan yang terjadi akibat cahaya antara lain adalah :
1. Pemudaran warna, seperti pada daging dan saus tomat.
2. Ketengikan pada mentega (terutama jika terdapat katalis Cu).
3. Pencoklatan pada anggur dan jus buah-buahan
4. Perubahan bau dan menurunnya kandungan vitamin A,D,E,K dan C, serta penyimpangan
aroma bir.
BAB
III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Bahan
pangan adalah hal yang sangat berpengaruh terhadap kelangsungan
hidup . Karena, kehidupan kita tidak luput dari kebutuhan untuk mengkonsumsi bahan pangan. Mengkonsumsi bahan pangan adalah kewajiban untuk memberikan nutrisi pada tubuh agar tetap sehat dan kuat. Banyak kandungan bahan pangan yang diperlukan oleh tubuh kita. Seperti karbohidrat, vitamin, mineral, protein dan lemak. Semua kandungan yang terdapat pada bahan pangan tersebut sangat dibutuhkan oleh tubuh agar tetap bisa melaksanakan aktivitas sehari-hari.
hidup . Karena, kehidupan kita tidak luput dari kebutuhan untuk mengkonsumsi bahan pangan. Mengkonsumsi bahan pangan adalah kewajiban untuk memberikan nutrisi pada tubuh agar tetap sehat dan kuat. Banyak kandungan bahan pangan yang diperlukan oleh tubuh kita. Seperti karbohidrat, vitamin, mineral, protein dan lemak. Semua kandungan yang terdapat pada bahan pangan tersebut sangat dibutuhkan oleh tubuh agar tetap bisa melaksanakan aktivitas sehari-hari.
Pemilihan
bahan pangan yang baik juga sangat dianjurkan, karena sudah banyak bahan pangan
yang di buat hanya untuk pemenuhan materi seseorang saja tanpa memikirkan
dampak yang ditimbulkan. Seperti campuran zat yang berbahaya untuk kesehatan
B.
DAFTAR PUSTAKA
